Ibu dan AnakPenyakit

Penanganan Diare pada Balita yang harus diketahui

Penanganan diare pada balita bertujuan untuk mencegah dehidrasi (kekurangan cairan). Berikut ini adalah tata cara penanganan diare pada balita yang harus orang tua ketahui.

Pertama, Berikan ASI sesering mungkin (paling sedikit 8 kali sehari), untuk anak usia 6 – 9 bulan pemberian ASI diteruskan dengan mulai memberikan MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang tekstur lembut seperti bubur, untuk anak usia 9 – 12 bulan pemberian ASI diteruskan ditambah dengan pemberian MPASI lebih padat dan kasar seperti nasi tim dan bubur nasi, anak usia 12 – 24 bulan teruskan pemberian ASI ditambah dengan makanan keluarga bertahap sesuai kemampuan anak, balita usia 2 tahun lebih berikan makanan keluarga 3x sehari sebanyak 1/3 – ½ porsi makan dewasa ditambah makanan selingan sehat 2x sehari.

Kedua, Berikan oralit segera bila anak diare, sampai diare berhenti. Oralit diberikan untuk mengganti cairan tubuh yang terbuang saat diare dapat dibeli di toko obat, puskesmas, atau tempat pelayanan kesehatan. Untuk satu bungkus oralit dilarutkan ke dalam satu gelas air matang (200 cc), berikan cairan oralit tersebut sebanyak 50-100 cc untuk anak kurang dari 1 tahun setiap kali buang air besar sedangkan untuk anak di atas 1 tahun diberikan cairan oralit sebanyak 100-200 cc setiap buang air besar. Jika tidak ada oralit, berikan cairan rumah tangga seperti kuah sayur bening atau air mineral.

Ketiga, Pemberian zinc selama 10 hari berturut-turut. Ketika diare, balita akan kehilangan zinc dalam tubuhnya. Pemberian zinc mampu menggantikan zinc alami yang hilang tersebut dan mempercepat penyembuhan diare. Pemberian zinc juga mampu untuk mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare. Zinc diberikan sebanyak ½ tablet (10 mg)/hari untuk balita usia kurang dari 6 bulang sedangkan balita dengan usia > 6 bula diberikan sebanyak 1 tablet (20 mg)/hari. Zinc dapat diberikan dengan cara melarutkan dengan satu sendok air matang atau ASI atau dapat dikunyah.

Jangan beri obat apapun kecuali dari petugas kesehatan. Dalam kasus diare ini orang tua harus berhati-hati atau selektif dalam pemberian antibiotik karena tidak semua kasus diare memerlukan antibiotik harus sesuai dengan petunjuk tenaga kesehatan. Ketahui penyebab-penyabab diarea pada artikel ini “Penyebab Diare pada Balita“.

Untuk pengobatan diare khususnya, tata laksana perlu diberikan oleh tenaga kesehatan dengan melakukan penilaian derajat dehidrasi dan kondisi lainnya sehingga terapi pada anak balita disesuaikan dengan kondisi tersebut. Secara umum baik diare dengan dehidrasi ringan/sedang/berat akan diberikan terapi oralit dan zinc beserta obat pendamping lainnya sesuai dengan penyebab dan jenis dari diare pada balita tersebut yang akan ditentukan oleh tenaga kesehatan.

Kenali Tanda-tanda Bahaya untuk Segera Membawa Balita ke Fasilitas Kesehatan

Keluhan diare dapat menjadi gejala penyakit yang serius misalnya disentri, kolera, atau botulisme. Orang tua dianjurkan segera membawa balita ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan medis. Berikut adalah tanda-tanda untuk segera memeriksakan balita ke petugas kesehatan :

  1. Buang air besar cair lebih sering
  2. Muntah berulang-ulang
  3. Anak terlihat sangat haus
  4. Timbul demam
  5. Ada darah dalam tinja
  6. Anak tidak mau makan dan minum
  7. Tidak membaik dalam 3 hari

Sumber :

  1. Ardinasari, Eiyata. Buku Pintar Mencegah dan Mengobati Penyakit Bayi dan Anak. Jakarta : Penerbit Bestari. (2016).
  2. Departemen Kesehatan. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan. Departemen Kesehatan RI. (2011)
  3. Kementerian Kesehatan. Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan. Kementerian Kesehatan RI. (2011)
Show More

Ida Fauziah SKM, MKM

Master of Health Promotion at University of Indonesia. Konselor Ibu Menyusui

Tinggalkan Komentar di sini

Back to top button