Panduan ASI bagi Ibu yang Bekerja
Pemberian ASI bagi bayi memiliki berbagai manfaat baik untuk pertumbuhan dan perkembangannya, kandungan nutrisi pada ASI lah yang tidak bisa ditemui oleh makanan lainnya khususnya pada usia 6 bulan pertama. Bagi ibu yang bekerja dengan masa cuti melahirkan yang singkat selama 3 bulan membuat proses pemberian ASI ekslusif tentunya akan membutuhkan strategi tersendiri untuk pemenuhannya. Yuk, simak 5 pertanyaan yang seringkali muncul seputar ASI pada ibu yang bekerja :
Jika saya adalah ibu yang bekerja, apakah bisa memberikan ASI ekslusif?
Ibu yang bekerja bisa mempertahankan ASI Ekslusif. Pemberian ASI sebagai makanan satu-satunya bayi yang perlu untuk dipertahankan karena berbagai manfaat dan gizi yang terkandung di dalam ASI. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Ibu bekerja untuk mempertahankan ASI Ekslusif. Pertama, Ibu yang bekerja tetap dapat memberikan ASI dengan cara memerah (ASI Perah/ASIP) dan menyimpannya untuk diberikan kepada bayi saat bekerja. Kedua, proses memerah ASI pada ibu yang bekerja perlu dilakukan secara rutin dan berkala (terjadwal) guna mempertahankan produksi dari jumlah ASI mencukupi selama bayi ditinggal oleh Ibu saat bekerja. Ketiga, sepulang ibu bekerja pulang ke rumah pertahankan proses menyusui langsung dari payudara serta perbanyak frekuensi menyusui di malam hari dan akhir pekan selama bersama bayi. Selalu upayakan ketika ibu bersama bayi proses menyusui langsung dari payudara. Keempat, untuk ibu bekerja yang merencanakan memberikan ASIP mulai latih dan biasakan media pemberian ASI selain botol dot guna menghindari reaksi bingung puting nantinya. Namun, jika Ibu telah memilih menggunakan botol dot harus mengetahui konsekuensi yang akan terjadi seperti bingung puting berikut cara mengatasinya jika terjadi.
Bagaimana teknik atau cara memerah ASI untuk Ibu yang bekerja?
Proses memerah ASI pada Ibu yang bekerja dapat dilakukan dengan 2 cara disesuaikan dengan kenyamanan dan kemampuan dari masing-masing ibu. Cara pertama, memerah ASI dapat dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan tangan dengan teknik yang paling direkomendasikan adalah teknik marmet (memerah ASI dengan pemberian stimulasi pijatan pada payudara). Cara kedua, dengan menggunakan alat bantu yaitu pompas ASI. Pada kenyataanya sering dijumpai ibu yang bekerja menggabungkan kedua teknik memerah ASI tersebut. Dalam teknik memerah ASI hal terpenting yang perlu dipastikan adalah kebersihan dari tangan ibu (teknik manual) dan kebersihan dari alat pompa ASI bagi yang menggunakan alat bantu.
Apa cara yang aman untuk menyimpan ASI perah?
Dalam penyimpanannya ASI Perah (ASIP) dapat disimpan dalam berbagai keadaan baik dalam suhu ruang, lemari pendingin, maupun kondisi beku di dalam freezer perbedaan suhu penyimpanan akan berakibat pada durasi ketahanan ASI. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan ASI Perah. Pertama, jika ASI Perah akan dikonsumsi dalam jangka waktu 2-4 jam setelah diperah dapat disimpan dalam suhu ruangan. Kedua, jika ASI perah akan dikonsumsi dalam jangka waktu lebih dari 4 jam setelah diperah maka gunakanlah cooler bag (pada suhu -15 s.d 40 Celcius dapat bertahan selama 24 jam). Ketiga, jika Ibu bekerja ingin menyimpan hasil ASIP untuk cadangan untuk hari-hari berikutnya hasil ASI perah dapat disimpan di lemari es bagian bawah untuk cadangan jangka pendek (tahan sekitar 5 hari) atau di bagian freezer/lemari pembeku untuk cadangan jangka panjang (tahan dari 2 minggu s.d 12 bulan) tergantung suhu dari dari jenis lemari pembeku yang digunakan. Keempat, wadah yang digunakan untuk menyimpan ASIP dapat berupa botol kaca, botol plastik dan kantong plastik sehingga penting bagi ibu untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan wadah dan cara sterilisasi wadah ASIP yang dapat digunakan berulang-ulang (botol plastik dan botol kaca).
Apa media pemberian ASI perah yang aman kepada bayi?
Bagi Ibu yang bekerja, penting untuk diperhatikan adalah alat pemberian ASIP kepada bayi. Badan kesehatan dunia (WHO) tidak merekomendasikan pemberian ASI menggunakan botol/dot karena akan mengganggu keterampilan bayi saat menyusu langsung kepada payudara ibu. Sehingga media pemberian ASIP yang disarankan adalah pipet, sendok, atau cangkir (cup feeder).
Apakah mungkin ASI perah basi atau tidak layak dikonsumsi?
Sangat mungkin ASIP tidak layak dikonsumsi atau basi jika tidak tepat dalam proses penyimpanan dan penyajiannya. Untuk memastikan ASIP layak atau tidak untuk dikonsumsi silahkan melakukan pengecekan rasa dan perubahan pada warna dan bau.
Sumber :
[1] Hanindita, Herdiana Meta. 2018. Tanya Jawab Tentang Nutrisi di 1000 Hari Pertama Kehidupan. Gramedia Pustaka Utama
[2] Riksani, Ria. 2017. The Pregnancy Book. Dunia Sehat