Jangan Remehkan Gastritis!
Gastritis merupakan sebuah penyakit pencernaan yang juga dapat disebut sebagai radang lambung yang terjadi ketika lapisan dinding (mukosa) lambung mengalami peradangan atau membengkak. Peradangan ini dapat terhadu dalam waktu yang singkat dan mendadak (radang lambung akut) atau juga terjadi dalam waktu yang cukup lama (radang lambung kronis).
Di Indonesia sendiri, banyak yang menyalahartikan penyakit Gastritis dengan penyakit maag. Padahal maag berbeda dengan gastritis. Penyakit maag atau dispepsia merupakan istilah yang sering digunakan di Indonesia untuk menggambarkan rasa sakit pada saluran cerna, sedangkan gastritis merupakan bagian dari sakit maag. Karena, sakit maag biasanya disebabkan oleh gastritis, maka masyarakat di Indonesia sering menyebutnya dengan Gastritis.
Gastritis merupakan penyakit umum yang terjadi di Indonesia bahkan di dunia.World Health Organization (WHO) mencatat bahwa pada tahun 2004 terdapat 1,8-2,1 juta kasus Gastritis yang melanda masyarakat dunia setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia, kasus kejadian penyakit gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk atau sebesar 40.8%. Pada tahun 2012 penyakit gastritis termasuk kedalam 10 penyakit terbanyak pada pasien tawat inap di rumah sakit dengan jumlah kasus 30.154 kasusu (4.9%)
Gastritis sering kali dianggap remeh oleh sebagian masyarakat Indonesia. Anggapannya, hanya dengan mengkonsumsi obat maag maka rasa nyeri akan hilang. Namun sebenarnya penyakit gastritis ini tidak boleh dianggap remeh, karena jika terus di biarkan maka bukan tidak mungkin penyakit ini akan semakin parah dan menimbulkan komplikasi serius.
Biasanya, penyakit ini rawan terjadi pada para pekerja di Indonesia. Tuntunan kerja dan target yang berat membuat para pekerja kesulitan untuk mengelola waktunya, terutama dalam menjaga pola makan dengan tepat waktu, istirahat dengan cukup, dan pengelolaan stress. Kondisi tersebut menyebabakan para pekerja mudah terserang gastritis.
Penyebab Penyakit Gastritis.
Penyebab gastritis atau radang lambung biasanya dan yang paling umum adalah penggunaan dari obat anti nyeri dalam waktu yang cukup panjang. Zat-zat yang ada dalam obat anti nyeri tersebut menimbulkan efek samping yang menyebabkan terjadinya peradangan dan pendarahan pada lambung, sehingga munculah gejar-gejala gastritis. Selain itu, penyebab gastritis yang lain diantaranya adalah:
- Mengkonsumsi alkohol
- Mengkonsumsi makanan yang pedas, asam, dan tinggi lemak, serta yang mengandung kafein.
- Akibat infeksi bakteri Helicobacter pylori pada perut.
- Alergi makanan, penyakit diabetes tipe 1, serta penyakit crohn.
- Terjadinya refluks cairan empedu menuju ke lambung
- Stress berat.
Selain itu, ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang terkena penyakit gastritis. Yaitu
- Banyak mengkonsumsi makanan yang pedas atau lemak tinggi
- Gaya hidup yang tidak sehat
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Stress atau kelelahan.
Gejala Gastritis
Biasanya penderita gastritis tidak memunculkan gejala apapun sampai dirinya didiagnonisi menderita penyakit gastritis. Karena, gejala gastritis sering dikelirukan sebagai gejala penyakit pencernaan lain karena gejala gastiritis tampak samar. Namun, gejala gastritis yang paling umum dirasakan oleh penderitanya adalah:
- Hilanynya nafsu makan
- Mual dan muntah
- Rasa nyeri pada bagian tas perut
- Merasa kenyang padahal baru makan sedikit
Selain gejala-gejala tersebut, gejala-gejala lain akan muncul apabila penderitanya mengalami pendarahan pada dinding lambung. Gejala-gejalanya adalah:
- Fesesnya berwarna hitam
- Mengalami muntah darah atau cairan yang berwarna pekat seperti kopi.
Apabila anda merasakan gejala-gejala diatas, dan gejala-gejala tersebut tidak kunjung hilang maka segeralah berkonsultasi ke dokter. Karena apabila tidak ditangani dengan benar, gastritis dapat menyebabkan komplikasi yang serius, diantaranya:
- Tukak Lambung atau ulkus peptikum. Penyakit ini terjadi ketika peradangan sudah sampai menimbulkan luka pada lapisan lambung atau duodenum (bagian awal dari saluran usu kecil).
- Radang lambung atrofik. Penyakit ini merupakan kondisi peradangan yang sudah kronis. Sehingga menyebabkann hilangnya lapisan dan kelenjar dilambung. Bagian yang hilang tersebut digantikan oleh jaringan daging yang berserat.
- Anemia. Terkikisnya lapusan dalam lambung akibat peradangan yang kronis, lama kelamaan akan menyebabkan pendarahan. Kehilangan darah dalam jumlah yang banyak inilah dapat mengakibatkan anemia.
- Defisiensi vitamin B12 dan anemia pernisiosa. Penderita yang memiliki peradangan atrofi disebabkan oleh autoimun tidak dapat menghasilkan protein untuk menyerap vitamin B12. Padahal, tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk membuat sel darah merah dan sel saraf. Kondisi ini disebut anemia pernisiosa.
- Tumor perut. Penyakit ini disebabkan oleh radang lambung yang kronik sehingga dapat meningkatkan pertumnuhan tumor jinak dan kanker pada lapisan perut. Selain itu, infeksi bakteru H.pylori juga dapat meningkatkan risiko kanker limforma jaringan terkait mukoas lambung (MALT)
- Perforasi lambung merupakan kondisi saat lambung berlubang akibat peradangan yang kronis. Perforasi lambung juga dapat menyebabkan isi lambung bocor ke rongga perut kemudian menimbulkan infeksi.
Pengobatan Gastritis.
Pengobatan pada Gastritis dilakukan sesuai dengan penyebabnya. Pengobatan biasanya ditujukan untuk menurunkan jumlah asam lambung sehinga dinding lambung dapat sembuh dan keluhan akan berkurang. Apabila gastritis sudah mencapai tahap akut maupun kronis, maka pengobatan di lakukan dengan menggunakan obat antibitik atau obat-obatan penurun asam lambung. Biasanya dokter akan meresepken obat seperti, antasida, obat anthistamine-2 (H2) yaitu famotidine, pompa penghambat proton (PPI) yaitu omeprazole, esmoprazole, lansoprazole, rabeprazole, dan pantoprazole.
selain itu, gaya hidup dan pengobatan radang lambung rumahan juga mungkin dapat membantu mengatasai gejala gastritis, diantaranya adalah:
- Menghindari makanan, minuman, serta kebiasan yang dapat meningkatkan asam lambung
- Makan dengan sedikit tetapi sering
- Mengkonsumsi makanan yang matang
- Mencuci tangan sebeblum makan untuk menghindari infeksi
- Mengikuti arahan dokter.
Mencegah penyakit Gastritis
- Tidak merokok. Rokok menganding nikotin sehingga dapat melemahkan saluran penceranaan. Merokok juga dapat menyebabkan refluks asam lambung, sehingga dinding lambung akan iritasi. Coklat dan alkohol juga memiliki efek yang mrip dengan nikotiin.
- Menerapkan pola makan yang sehat. Seperti mengkonsumsi makanan yang mengandung serat yang tinggi (apel, oatmeal, brokolo, wortel, dan kacang-kacangan), mengkonsumsi makanan rendah lemak (ikan, dada ayam, dan dada kalkun), mengkonsumsi makanan bersipat basa (sayuran yang direbus), menperbanyak sumber probiotik (the kombucha, youghurt, kimchi, kefir dan tempe). Hindari makan hingga kekenyangan, hindari mengkonsumsi minuan bersoda dan minumam berkafein, kurangi konsumsi makanan yang bersifat asam dan pedas, dan jangan makan sebelum tidur.
- Mengurangi berat badan karena obesitas dapat meningkatkan risiko mengalami radang kambung.
- Mengkonsumsi obat pereda nyeri sesuai dengan arahann dokter. Obat anti nyeri NSAID seperti, naproxen, aspirin, dan ibu profen dapat meningkatkan produksi asam lambung, sehingga rentan mengalami radang lambung. Maka dari itu, sebaiknya menggunakan obat anti nyeri yang sesuai dengan arahan dokter
- Mengubah posi tidur. Posisi yang paling baik mencegah radang lambung adalah dengan berbaring di sisi kiri, dengan menyangga kepala dan leher menggunakan bantal tebal, sehingga asam akan sulit mengalir keatas.
Referensi :
Kementerian Kesehatan R1. 2011
Novitasaary, Ayu. Dkk. 2016. Faktor Determinan Gastritis Klinis Pada Mahasiswa Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan MasyarakatI. Vol (2) 6: 1-11
World Health Organization (WHO). 2004